Kenapa Harus Preloved?

Belanja preloved untuk Si Kecil? Kok rasanya tidak tega, ya? Kadang pikiran seperti itu terlihat awam untuk orang-orang yang belum terbiasa dengan konsep preloved.

Wajar kok! Karena, saat menyambut Si Kecil, rasanya tidak sabar untuk berikan semua yang terbaik untuk Si Kecil. Mulai dari pakaian, peralatan mandi dan toiletries, perlengkapan tidur, peralatan yang mendukung untuk menyusui, perlengkapan untuk membersihkan botol dan alat steril, perlengkapan untuk di kamar bayi, sampai perlengkapan untuk bepergian.

Masing-masing kategori bisa dibuat sub-kategori. Misal dari pakaian, ada pakaian untuk main, tidur, di rumah, perlengkapan baju hangat, dan jika diteruskan daftar ini tidak akan berhenti dengan sendirinya. Daftar ini akan terus bertambah, seiring dengan perkembangan Si Kecil. Terlebih, dengan pertumbuhannya yang begitu cepat – sangat terlihat bukan masa pakai setiap barang? Kalau pakaian sudah tidak terpakai  atau Si Kecil sudah bisa makan makanan yang sama dengan orang tuanya – mau diapakan pakaian yang sudah kekecilan atau perlengkapan MPASI ini, ya?

Menjual kembali barang anak yang sudah tidak terpakai sebenarnya bukanlah sesuatu yang tabu. Baju selalu bisa dicuci kembali. Begitu juga dengan teether anak, peralatan MPASI, atau mainan-mainan penunjang motorik yang sudah tidak digunakan lagi. Jika menurunkan barang kakak yang lama ke adik adalah hal yang biasa, kenapa tidak untuk memperpanjang masa pakai perlengkapan bayi untuk orang lain?

GettyImages-931577634

Mengapa membeli preloved sangat penting?

Belanja preloved seringkali menjadi gimmick yang menarik karena harganya yang jelas lebih murah. Tetapi, secara garis besarnya – belanja preloved tidak hanya sekedar murah. Dengan belanja preloved, Anda juga sekaligus menyelamatkan barang tersebut dari landfill/tempat pembuangan akhir. Seperti yang kita ketahui, masalah sampah sudah menjadi momok besar di berbagai belahan dunia (termasuk di Indonesia). Salah satu cara mengatasi permasalahan sampah, ya dengan mengurangi sampah dan memperpanjang masa pakai barang.

Misalnya, satu pakaian bayi dengan kualitas yang bagus sebenarnya bisa dipakai sampai 3 tahun. Tetapi, pertumbuhan anak bisa berlangsung sangat cepat – terutama di masa growth spurt dan pakaian ini hanya terpakai selama 3 bulan (atau bahkan kurang!). Saat Anda membeli barang preloved tadi, pakaian tersebut masih memiliki masa pakai 2 tahun 9 bulan, yang tentu saja kualitasnya masih sangat baik dan layak pakai. Dengan masa pemakaian 3 bulan, jika konsep preloved ini terus mengalir – setidaknya sepotong baju tersebut masih bisa dipakai sampai 12 anak lagi sampai masa pakainya habis dan dikirim ke penampungan sampah. Jika Anda bisa memakai 1 baju untuk 3 tahun (atau lebih)– dan terkadang meminjamkannya ke orang lain, begitu juga dengan konsep belanja preloved ini.

Belanja preloved tidak hanya mengurangi jumlah sumber daya alam yang digunakan, tetapi juga mengurangi jumlah energi yang digunakan dan polusi yang nantinya terjadi. Misalnya, dalam industri tekstil dan pakaian – sekitar 50% input energi untuk industri tekstil hilang di tempat. Atau, untuk pembuatan furnitur baru menghasilkan 100 kali lebih banyak gas rumah kaca dibandingkan dengan pemurnian.

Dengan belanja preloved, energi dan sumber daya alam yang digunakan untuk membuat barang-barang tersebut ikut kita manfaatkan sampai akhir, lho! Jadi, Anda tidak membuat permintaan untuk item baru yang membutuhkan energi tambahan atau menghabiskan lebih banyak sumber daya alam. Terlihat kan, seberapa banyak energi yang dapat kita hemat?

GettyImages-1155143498

Mitos dibalik Belanja Preloved

Setidaknya ada dua mitos yang sering menjadi ketakutan ketika berbelanja preloved. Mitos pertama, kotor dan tidak higienis. Tentu saja, image kotor ini seringkali menempel dengan barang-barang preloved yang dijual di pasar, gerai, outlet, atau toko barang preloved lainnya. Padahal, seiring dengan berkembangnya trend thrifting – banyak penjual yang kini ikut membantu dalam proses kebersihan barangnya, lho!  Begitu juga dengan Kindr, kami memastikan kebersihan dan kualitas baju-baju Kindr yang sudah di-trade in ke kami, sebelum akhirnya dijual kembali di marketplace. Anda bisa pelajari lebih lanjut tentang trade in di sini.

Kedua, barang yang dijual preloved memiliki kualitas yang kurang baik. Mitos ini memang tidak bisa disangkal, karena cara pemakaian seseorang atas satu barang tidak bisa disama ratakan. Tetapi, bukan berarti tidak mungkin untuk menemukan barang-barang preloved dengan kondisi yang masih sangat bagus dengan harga yang terjangkau, ya! Di program trade in Kindr, kami juga memeriksa kualitas baju sebelum dijual kembali. Terlebih, dengan fitur traceability tool Anda juga bisa cek dari mana baju Anda berasal, status jejak karbonnya, pabrik, keamanan, kualitas informasi, dan lainnya.

pexels-ron-lach-9594415

Mematahkan stigma tentang kelas dari barang preloved

Mungkin ada beberapa orang yang berpendapat, “kenapa harus belanja preloved kalau masih mampu membeli barang yang baru?” padahal pada kenyataannya belanja preloved tidak menunjukkan status sosial. Terlebih, sekarang belanja preloved sudah menjadi bagian dari lifestyle. Belakangan, nggak sedikit orang yang menyediakan jasa platform untuk menjual-belikan barang branded yang preloved, lho! Terlebih, untuk beberapa merk dagang, barang-barang preloved yang sudah menjadi antik bahkan memiliki harga yang berkali-kali lipat daripada harga aslinya, apalagi kalau barang tersebut memiliki value tertentu atau limited edition!  Bahkan, di Jepang sudah ada beberapa lokasi yang memang terkenal menjual-belikan barang-barang preloved – entah itu barang branded ataupun simply barang antik yang unik.

Saat ini belanja preloved tidak lagi diidentikkan untuk orang-orang yang kurang mampu. Belanja preloved sudah dianggap menjadi bagian dari lifestyle. Barang-barang yang diperjual-belikan pun sudah tidak lagi barang yang ‘seadanya’. Hal ini juga didukung dengan maraknya pegiat lingkungan yang mendukung sustainable lifestyle, yang mana salah satu gerakan yang digaungkan adalah dengan belanja preloved.

Terlebih, ketika berbicara tentang kebutuhan Si Kecil yang tidak sedikit dan tentunya tidak murah – dengan cara apa lagi kita bisa memberikan kebutuhannya, dengan kualitas tertentu yang kita inginkan, tetapi dengan harga yang lebih murah? Belanja preloved menjadi salah satu jalan alternatif yang bisa diambil lho, karena pada akhirnya barang dengan berkualitas tinggi selalu memiliki masa pakai yang lebih panjang, kan?

GettyImages-1160915374

Masa depan ekonomi sirkular (trade-in/tukar tambah)

Pertumbuhan ekonomi linear sudah tidak lagi ramah, baik untuk bumi maupun untuk perekonomian negara secara global. Bertambahnya populasi manusia yang menyebabkan kebutuhan semakin meningkat, tetapi tidak diimbangi dengan penyediaan sumber daya. Terlebih, masyarakat global saat ini mengkonsumsi kebutuhan yang tersedia dari bumi 1,7 kali lebih banyak daripada semestinya (seperti yang dikutip dari Dwi Ngesti Suwitaningsih, Sustainability Ambassador Covestro pada webinar International Research and Scholarship Talk (IREST) 8 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 14 Maret 2021). Data tersebut menunjukkan kemampuan bumi dalam menyediakan kembali kebutuhan manusia lebih lambat dibanding alur kecepatan manusia mengkonsumsinya dalam periode satu tahun. Hal ini yang akhirnya memicu dunia untuk menggagas konsep Sustainable Development Goals, dimana akhirnya konsep ekonomi sirkular ini dikenal.

Ekonomi sirkular bertujuan untuk mengurangi pembuangan hal-hal yang sebenarnya masih berguna dan memiliki nilai ekonomi. Ekonomi sirkular juga bisa menjadi penciptaan pendapatan untuk pembangunan berkelanjutan. Hal ini juga bisa dilihat dari banyaknya lembaga pengolahan sampah, yang memanfaatkan sampah untuk berbagai kebutuhan sesuai dengan kriteria dan pengelompokan kategorinya.

Salah satu yang bisa kita lakukan ialah dengan melakukan trade in atau menukartambah saat anda sudah tidak membutuhkannya.  Dari satu set playsuit Kindr yang sudah tidak terpakai karena terlalu kecil, masih ada nilai guna yang bisa digunakan untuk bayi lain yang baru lahir. Dengan belanja preloved dan juga memanfaatkan sistem trade-in/tukar tambah, Anda dapat menggunakan produk sesuai dengan kebutuhan si Kecil dan nantinya Andapun bisa berhemat dengan tambahan credit yang anda peroleh saat mentrade-in produk sekaligus memperpanjang masa pakai pakaian. Setidaknya, kebutuhan Si Kecil tetap terpenuhi dengan mengurangi karbon emisi. Dengan demikian, hidup berdampingan dengan sustainibility tidak serepot itu kok!

Menyayangi Si Kecil tidak harus dengan segala barang yang baru ataupun dengan teknologi tercanggih. Terkadang kita melewatkan pentingnya bumi yang layak huni untuk anak kita kelak ketika mereka bertumbuh dewasa.

Roundabout-in-the-forest
Written by Grafis - Kindr Team